Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 11 Maret 2014

Pendidikan dan problematika masyarakat



MAKALAH
 PENDIDIKAN MASYARAKAT







Dosen Pengampu Mata Kuliah Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah
Dr. Slamet Santoso, M.Pd
Wiwin Yulianingsih, M.Pd

Disusun oleh :
1.     Syifa Azzah Hafidhoh   ( 121 034 025 )
2.     Oki Dwi Saputro           ( 121 034 027 )
3.     Rizka Arum Puspita      ( 121 034 206 )
4.     Narti Asih                      ( 121 034 034 )
5.     Alif Yunus Ramadzan   ( 121 034 231 )


PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2012






BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan itu tidak pernah usang, yang dapat dimaknai bahwa pendidikan sebagai proses pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional yang matang, akan tetap dibutuhkan manusia, karena tanpa pendidikan manusia tidak akan pernah layak disebut sebagai seorang manusia. Pendidikan bertujuan untuk membentuk anggota masyarakat menjadi orang-orang yang berpribadi, berperikemanusiaan maupun menjadi anggota masyarakat yang dapat mendidik dirinya sesuai dengan watak masyarakat itu sendiri, mengurangi beberapa kesulitan atau hambatan perkembangan hidupnya dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup maupun mengatasi problematikanya.
Memang selama ini masyarakat seringkali tidak ,menyadarai atau bahkan sering kali lupa, bahwa pendidikan adalah bekal yang paling pentinng. Pendidikan bukan sekedar bekal manusia pada masa kanak-kanaknya, namun pendidikan adalah bekal hidup dan dengan fungsinya sebagai bekal maka ia tidak boleh sampai terlupakan.
Manusia tidak bisa lepas dari pendidikan, maka segala sesuatu yang berhubungan dengan manusia juga secarab otomatis tidak bisa terlapas pula dari pendidikan. Padahal kemajuan suatu masyarakat, negara dan peradaban sangat ditentukan oleh manusia yang berda didalamnya dengan dukungan dari sumber daya alam yang dimilikinya. Atau dengan  kata ;lain peradaban sangat membutuhklan generasi dengan suplemen intelektual yang berintegrasi dengan potensi
Maka dengan adanya kondisi seperti itu masyarakat memerlukan sebuah pendidikan untuk memberikan suatu pengaruh kehidupan untuk masyarakat, agar masyarakat dapat meningkatkan kulaitas kehidupan menjadi lebih baik.





1.2  RUMUSAN MASALAH
1.2.1        Apa yang dimaksud dengan pendidikan masyarakat ?
1.2.2        Apa satuan dan program pendidikan masyarakat ?
1.2.3        Bagaimana pendidikan dan problematika masyarakat ?

1.3  TUJUAN
1.3.1        Menjelaskan tentang pendidikan masyarakat
1.3.2        Menjelaskan tentang satuan dan program pendidikan masyarakat
1.3.3        Menjelaskan tentang pendidikan dan problematika masyarakat





 BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pendidikan Masyarakat
2.1.1 Pengertian Pendidikan
Pendidikan itu merupakan kegiatan proses belajar mengajar yang sistem pendidikannya yang senantiasa berbeda atau berubah dari satu masyarakat kepada masyarakat lain. Pendidikan dalam arti luas merupakan usaha manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya, yang berlangsung sepanjang hayat. Henderson (1959:44) mengemukakan :
“ But to see education as a prosess of growth and development taking place as the result of the interaction of an individual with his environment, both physical and social, beginning at birth and lasting as long as life itself a process in which the social heritage as a part of the social environment becomes a tool to be used toward the development of the best and most intelligent person possible, men and women who will promote human welfare, that is to see the educative process as philosophers and educational reformers conceived it “
Pendidikan berasal dari bahasa yunani “paedagogic “ yang terbentuk dari kata “pais” yang berarti anak dan “again” yang berarti membimbing. Dari arti kata itu maka dapat di definisikan secara leksikal bahwa pendidikan adalah bimbingan/pertolongan yang diberikan pada anak oleh orang dewasa secara sengaja agar anak menjadi dewasa.
Menurut Undang – Undang Sistem Pendidikan No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Ayat I tentang Definisi Pendidikan adalah “ Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mnegmbangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”
Pengertian pendidikan menurut para ahli
1.      Prof. Herman H. Horn
Pendidikan adalah proses abadi dari penyesuaian lebih tinggi bagi makhluk yang telah berkembang secara fisk dan mental yang bebas dan sadar kepada Tuhan seperti termanifestasikan dalam alam sekitar, intelektual, emosional dan kemauan dari manusia.
2.      M.J. Langeveld
Pendidikan adalah setiap pergaulan yang terjadi adalah setiap pergaulan yang terjadi antara orang dewasa dengan anak-anak merupakan lapangan atau suatu keadaan dimana pekerjaan mendidik itu berlangsung.
3.      Prof. Dr. John Dewey
Pendidikan adalah suatu proses pengalaman. Karena kehidupan adalah pertumbuhan, pendidikan berarti membantu pertumbuhan batin tanpa dibatasi oleh usia. Proses pertumbuhan ialah proses menyesuaikan pada tiap-tiap fase serta menambahkan kecakapan di dalam perkembangan seseorang.
4.     Prof. H. Mahmud Yunus
Pendidikan adalah usaha-usaha yang sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak dengan tujuan peningkatan keilmuan, jasmani dan akhlak sehingga secara bertahap dapat mengantarkan si anak kepada tujuannya yang paling tinggi. Agar si anak hidup bahagia, serta seluruh apa yang dilakukanya menjadi bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat.
5.       Wikipedia
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
6.      Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991)
Pendidikan diartikan sebagai proses pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek-obyek tertentu dan spesifik. Pengetahuan tersebut diperoleh secara formal yang berakibat individu mempunyai pola pikir dan perilaku sesuai dengan pendidikan yang telah diperolehnya.
7.      Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, 1889 - 1959) Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti ( karakter, kekuatan bathin), pikiran (intellect) dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya.
2.1.2 Pengertian Masyarakat
Masyarakat mencakup sekelompok orang yang berinteraksi antar sesamanya, saling tergantung dan terkait oleh nilai dan norma yang dipatuhi bersama, serta pada umumnya bertempat tinggal di wilayah tertentu dan adakalanya mereka memiliki hubungan darah atau memiliki kepentingan bersama.
Masyarakat sebagai kesatuan hidup memiliki ciri–ciri seperti yang dikemukakan oleh Tirtarahadja dan La Sulo (2000) antara lain:
a.       Ada interaksi antar warga – warganya
b.      Pola tingkah laku warganya diatur oleh adat istiadat, norma – norma, hukum dan aturan yang khas
c.       Ada rasa identitas kuat yang mengikat pada warganya.
Masyarakat adalah salah satu aspek penyelenggara pendidikan, menunjukkan bahwa masyarakat berusaha untuk menyelenggarakan pendidikan, misalnya dengan mendirikan yayasan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan formal (TK-PT) maupun non formal ( kursus dan pelatihan ). Fungsi masyarakat sebagai pusat pendidikan akan tergantung pada perkembangan masyarakat itu sendiri beserta sumber – sumber lainnya yang tersedia. Masyarakat dalam menjalankan fungsinya sebagai pusat pendidikan akan sangat dipengaruhi tipe dari masyarakat itu sendiri.
2.1.3 Pendidikan Masyarakat
Menurut Djudju Sudjana, pendidikan masyarakat dapat dilihat dalam tiga sudut pandang, yakni :
a.      Pendidikan masyarakat sebagai gerakan
Pendidikan telah tumbuh dan berkembang di masyarakat Indonesia sejak sebelum proklamasi kemerdekaan. Tokoh-tokoh perjuangan yang meyakinkan seluruh komponen bangsa bahwa pendidikan harus diupayakan untuk menghilangkan kebodohan sebagai sebab kemiskinan, kehinaan, dan keterbelakangan. Setelah tahap demi tahap kesadaran pendidikan telah mempengaruhi public, maka komponen-komponen bangsa yang terdiri dari para praktisi pendidikan dan kemasyarakatan seperti pemuka masyarakat, pimpinan organisasi, guru, dan pemuka agama baik perorangan maupun kelompok menyelenggarakan kegiatan pembelajaran.
Pada awalnya pendidikan masyarakat ini ditujukan untuk membangkitkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kemerdekaan, menumbuhkan semangat dan partisipasi masyarakat dalam merebut kemerdekaan dan untuk memperbaiki kehidupan mereka. Di samping kegiatan pembelajaran yang dilakukan di rumah ibadah dan pesantren, para praktisi juga menyelenggarakan jenis-jenis kesempatan belajar yang mencakup pemberantasan buta huruf, pendidikan kesehatan atau jasmani, pendidikan mental ( keagamaan, akhlak, dan kewarganegaraan ) , pendidikan yang berkaitan dengan perbaikan kehidupan sehari, pendidikan untuk mengembangkan seni dan rekreasi masyarakat, dan latihan kader organisasi, kewanitaan serta kepemudaan.
b.      Pendidikan masyarakat sebagai institusi
Pendidikan masyarakat sebagai institusi diawali dengan adanya BPUPKI tentang upaya pendidikan sebagai berikut : “ selain sekolah-sekolah, harus dipentingkan juga pendidikan rakyat dengan jalan ( 1 ) latihan keprajuritan untuk pemuda pemudi, (2) pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa, (3) pendidikan khusus untuk kaum ibu, dan (4) memperbanyak bacaan dengan memajukan perpustakaan, penerbit surat kabar dan majalah.
c.       Pendidikan masyarakat sebagai sistem
Pendidikan masyarakat merupakan sub sistem pendidikan nasional. Komponen, proses, dan tujuan dalam sub sistem ini dijabarkan dalam satuan dan program pendidikannya. Komponen pendidikan masyarakat mencakup masukan lingkungan, masukan sarana, masukan mental dan masukan lainnya. Masukan lingkungan yaitu daya dukung yang berasal dari lingkungan dan menunjang berjalannya sistem. Kedalamnya termasuk lingkungan sosial seperti keluarga, masyarakat, dan lapangan kerja ; lingkungan alam seperti letak geografis, iklim, flora dan fauna ; lingkungan daerah mencakup kondisi sosial, ekonomi,budaya, lapangan kerja dan sumber-sumber yang tersedia. Lingkungan nasional meliputi kebijaksanaan, peraturan, kelembagaan, dan perkembangan sosial ekonomi dan budaya. Lingkungan internasional menyangkut hubungan antar negara , dan kecenderungan-kecenderungan perkembangan di bidang ekonomi, ilmu pengetahuan, teknologi, komunikasi dan sebagainya.

Masukan sarana mencakup keseluruhan perangkat lunak dan perangkat keras yang memegang peran dalam pembelajaran peserta didik. Masukan ini terdiri atas tujuan program, kurikulum, sumber belajar(tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan tenaga penunjang) , fasilitas dan alat, biaya dan pengaturan program.
Masukan mental adalah peserta didik (warga belajar ) dengan berbagai karakteristik yang dimiliki baik karakteristik internal maupun eksternal. Karakterisstik internal mencakup struktur kognisi, pengalaman hidup, sikap, ketrampilan, kebutuhan belajar, aspirasi, dan sebagainya. Karakteristik eksternal seperti status sosial ekonomi keluarga, sarana belajar, kondisi masyarakat, kebiasaan , dan cara belajar.
Masukan lain adalah daya dukung yang memungkinkan para lulusan dapat menggunakan kemampuan-kemampuan yang mereka miliki untuk kemajuan kehidupannya. Masukan lain ini antara lain terdiri atas dana sebagai modal kerja atau usaha, pemasaran, lapangan kerja, fasilitas dan alat, paguyuban lulusan, pendidikan lanjutan, dan informasi lainnya.

2.2 SATUAN DAN PROGRAM PENDIDIKAN MASYARAKAT
2.2.1 Satuan pendidikan masyarakat antara lain :
a.      Kursus
Istilah kursus merupakan terjemahan dari “Course” dalam bahasa Inggris, yang secara harfiah berarti “mata pelajaran atau rangkaian mata pelajaran”. Dalam PP No. 73 Tahun 1991 dijelaskan bahwa kursus adalah satuan pendidikan luar sekolah yang terdiri atas sekumpulan warga masyarakat yang memberikan pengetahuan keterampilan dan sikap mental tertentu bagi warga belajar.
Sedangkan menurut Artasasmita (1985), kursus adalah sebagai mata kegiatan pendidikan yang berlangsung di dalam masyarakat yang dilakukan secara sengaja, terorganisir, dan sistematik untuk memberikan materi pelajaran tertentu kepada orang dewasa atau remaja dalam waktu yang relatif singkat agar mereka memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan diri dan masyarakat. Contohnya seperti kursus menjahit, kursus komputer, kursus kecantikan.
b.      Pelatihan
Pelatihan adalah kegiatan atau pekerjaan melatih untuk memperolah kemahiran atau kecakapan, pelatihan berkaitan dengan pekerjaan. Menurut Artasasmita (1985), pelatihan adalah “kegiatan pendidikan yang dilaksanakan dengan sengaja, terorganisir dan sistematis di luar sistem persekolahan untuk memberikan dan meningkatkan suatu pengetahuan dan keterampilan tertentu kepada kelompok tenaga kerja tertentu dalam waktu yang relatif singkat dengan mengutamakan praktek daripada teori, agar mereka memperoleh –pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam memahamidan melaksanakan suatu pekerjaan tertentu dengan cara yang efesien dan efektif. Contohnya seperti pelatihan kepemimpinan, pelatihan tutor, pelatihan metode pembelajaran.
c.       Kelompok Belajar
Kelompok belajar yaitu salah satu wadah dalam rangka membelajarkan masyarakat. Menurut Zaenudin (1985), kelompok belajar adalah upaya yang dilakukan secara sadar dan berencana melalui bekerja dan belajar dalam kelompok belajar untuk mencapai suatu kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan kondisi sekarang.
Contoh : kelompok Belajar Paket A, Kelompok Belajar Paket B, Kelompok Belajar Paket C, Kelompok Belajar Usaha.

d.      Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
Menurut Sihombing (2001), PKBM merupakan tempat belajar yang dibentuk dari, oleh, dan untuk masyarakat dalam rangka usaha untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, hobi, dan bakat warga masyarakat.
Melalui PKBM diharapkan terjadi kegiatan pembelajaran dalam masyarakat dengan memanfaatkan sarana, prasarana, dan potensi yang ada di sekitar lingkungan masyarakat, agar masyarakat memiliki kemampuan dan keterampilan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan taraf hidupnya.
Program pembelajaran yang dapat dilaksanakan di PKBM, diantaranya Kejar Paket A, Kejar Paket B, Kejar Paket C, KBU, PADU, Kelompok Pemuda Produktif.
e.       Majelis Taklim
Majelis Taklim adalah suatu lembaga pendidikan yang dibentuk atas dasar pendekatan dari kebutuhan masyarakat (bottom up approach), dengan kegiatannya lebih berorientasi pada keagamaan, khususnya Agama Islam. Melalui Majelis Taklim dibahas berbagai aspek yang ditinjau dari sudut pandang Agama Islam.

2.2.2 Progam Pendidikan Masyarakat
Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pada pasal 26 ayat (3), tercantum program pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
a.      Pendidikan Kecakapan Hidup
Pendidikan Kecakapan Hidup adalah kemampuan yang mencakup penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang saling berinteraksi diyakini sebagai unsur penting untuk lebih mandiri. Pendidikan Kecakapan Hidup berpegang pada prinsip belajar untuk memperoleh pengetahuan (kearning to know), belajar untuk dapat berbuat/bekerja (learning to do), belajar untuk menjadi orang yang berguna (learning to be), dan belajar untuk hidup bersama dengan orang lain (learning to live together).
Berdasarkan prinsip di atas, pada dasarnya pendidikan kecakapan hidup bermaksud memberi kepada seseorang bekal pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan fungsional praktis serta perubahan sikap untuk bekerja dan berusaha mandiri, membuka lapangan kerja dan lapangan usaha serta memanfaatkan peluang yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan kualitas kesejahteraannya.
b.      Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang ditujukan bagi anak usia dini (0-6 tahun) yang dilakukan pemberian berbagai rangsangan untuk membantu pertumbuhan, perkembangan jasmani dan rohani agar memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang pendidikan berikutnya.
Secara umum tujuan dari program PAUD adalah memberikan dukungan bagi kelangsungan hidup dan tumbuh kembangnya anak usia dini serta meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kesadaran orang tua dan masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi anak usia dini.
c.       Pendidikan Kepemudaan
Pendidikan kepemudaan adalah program pendidikan yang sasarannya khusus pemuda. Contohnya adalah dengan dibentuknya Kelompok Usia Pemuda Produktif (KUPP). Melalui program KUPP diharapkan para pemuda melalui kemampuan tertentu dalam bidang usaha sehingga dapat meningkatkan taraf hidupnya.
d.       Pendidikan Pemberdayaan Perempuan
Pendidikan pemberdayaan Perempuan diperuntukkan khusus untuk perempuan. Hal ini didasarkan atas masih banyak perempuan yang belum berdaya, padahal mereka memiliki potensi yang perlu dikembangkan.

e.       Pendidikan Keaksaraan
Pendidikan Keaksaraan yang dikembangkan saat ini adalah program keaksaraan fungsional yang pada dasarnya merupakan suatu pengembangan dari program keaksaraan sebelumnya.
Program Keaksaraan Fungsional pada dasarnya bertujuan untuk:
1.      Meningkatkan keterampilan membaca, menulis, menghitung dan juga keterampilan berbicara, berpikir, mendengar dan berbuat.
2.      Memecahkan masalah kehidupan Warga Belajar melalui kehidupannya dalam membaca, menulis, berhitung dan berbuat.
3.      Menemukan jalan untuk mendapatkan sumber-sumber kehidupan sehari-hari Warga Belajar.
4.      Meningkatkan keberanian warga masyarakat untuk berhubungan dengan lembaga yang berkaitan dengan kebutuhan belajarnya.
5.      Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap pembaharuan agar dapat berpartisipasi dalam perubahan sosial, ekonomi, dan kebudayaan di masyarakat.
6.      Meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui keterampilan dan kebudayaan di masyarakat.
f.        Pendidikan Keterampilan
Program pendidikan keterampilan ditujukan untuk membekali warga belajar dalam bidang keterampilan yang dapat dijadikan bekal usaha. Dengan keterampilan yang dimiliki diharapkan masyarakat dapat meningkatkan kemampuan dirinya untuk peningkatan kesejahteraan hidupnya.
Program pendidikan keterampilan yang dapat dikembangkan dalam masyarakat adalah :
1.      Keterampilan dalam bidang kemampuan bahasa;
2.      Keterampilan dalam bidang berumah tangga;
3.      Keterampilan dalam bidang penampilan diri;
4.      Keterampilan dalam bidang usaha;
5.      Keterampilan dalam bidang pekerjaan jasa;
g.      Pendidikan Kesetaraan
Dalam menyukseskan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, pendidikan kesetaraan melalui pendidikan nonformal mendapat perhatian cukup tinggi. Hal ini terjadi karena program wajar dikdas 9 tahun tidak hanya bisa ditangani melalui pendidikan formal saja.
Banyak anak usia sekolah yang tidak dapat mengikuti pendidikan karena berbagai alasan, diantaranya tidak ada biaya, harus bekerja membantu orang tua. Mereka terpaksa putus sekolah baik pada tingkat SD, SMP, SMA.
Program kesetaraan yang ada di masyarakat yaitu mencakup : Kelompok Belajar (Kejar) Paket A, Paket B, Paket C.
Menurut Zaenudin (2005) Kejar Paket A yaitu suatu upaya belajar dan bekerja secara sadar dan berencana dalam organisasi kelompok untuk meningkatkan pendidikan warga belajar, sehingga setara dengan sekolah dasar.

2.3  PENDIDIKAN DAN PROBLEMATIKA MASYARAKAT
Problematika masyarakat merupakan sebuah permasalahan yang muncul dan hangat diperbincangkan oleh khalayak ramai, sehingga menjadi sebual hal yang sifatnya penting sekali dalam kehidupan ini dan menuntut untuk segera diselesaikan.
Problematika masyarakat itu banyak sekali. Problematika tersebut senantiasa berubah-ubah, baik ragam, besar kecilnya, maupun gejala-gejala suatu masyarakat dengan masyarakat lain, dari satu masa ke masa lainnya, dalam masyarakat itu sendiri atau pada masa itu juga dan di dalam masyarkat yang sama, sekalipun sesuai dengan perubahan situasi maupun kondisi dan hal lainnya. Akan tetapi, problematika masyarakat tersebut pada garis besarnya berupa :
1.   Masalah Ekonomi
Problematika ekonomi ini bisa dihadapi oleh sebagian besar anggota masyarakat manapun. Sebab segi-segi perkonomian suatu masyarakat itu secara langsung akan mempengaruhi kehidupan anggota masyarakat dengan cepat sekali. Hal itu, karena adanya hubungan perekonomian  itu sendiri dengan pekerjaan seseorang maupun adanya dampak material kepada mereka yang juga akan berpengaruh terhadap kebuthan hidupnya, yang meliputi tempat tinggal/papan, pangan dan sandang. Semua itu merupakan beberapa kebutuhan pokok bagi kehidupan orangmaupun di dalam masyarkat, dalam rangka memenuhi kebutuhan maupun kesenangan-kesenangan hidupnya.
Sejauh ini, masyarakat umum memandang bahwa masalah ekonomi timbul sebagai akibat dari ketidakseimbangan di antara keinginan manusia untuk mendapatkan barang dan jasa dengan kemampuan faktor-faktor produksi menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi keinginan tersebut. Keinginan manusia jumlahnya adalah jauh melebihi kemampuan faktor-faktor produksi yang tersedia untuk memenuhinya. Demikian pula ketika permintaan terhadap pendidikan bertambah banyak maka secara langsung dapat dikatakan bahwa disitu terdapat masalah ekonomi baru.
Pendidikan dan ekonomi itu tidak dapat dipisahkan karena pendidikan itu sendiri merupakan jasa atau kebutuhan. Yang berarti untuk mendapatkannya tentu harus bersinggungan dengan teori dan prinsip-prinsip ekonomi. Oleh karena itu, keterbatasan modal dan kecilnya pemasukan tentu akan berakibat pada buruknya kualitas kehidupan.
Apabila mengacu pada bukti ilmiah, kualitas pendidikan sangat menetukan pertumbuhan perekonomian. Masalah ekonomi, banyak sekali yang berakar dari masalah pendidikan itu sendiri, terutama  mengenai kualitas SDM dan manajemen yang kurang tepat.
Solusi pemecahan masalah ekonomi melalui pendidikan merupakan solusi tepat dan penting untuk segera dilakukan. Demikian pula sebaliknya. Karena bagaimanapun, SDM yang terdidik akan sangat menunjang pertumbuhan ekonomi secara langsung, yang kesimpulannya bahwa untuk menciptakan perekonomian yang baik, investasi modal fisik akan berlipat ganda nilai ta,mbahnya dikemudian hari jika pada saat yang sama dilakukan juga investasi SDM, yang secara langsung akan menjadi pelaku dan pengguna dalm investasi tersebut.
2.Masalah Kebudayaan
Pada waktu sekarang, pendidikan dituntut untuk bertanggung jawab umtuk membina generasi-generasi mendatang yang baik dan berupaya mendidik mereka untuk menjadi orang-orang produktif yang dapat membantu pengembangan budaya.
Masyarakat atau negara manapun saat ini, juga tidak akan mendapatkan senjata yang paling ampuh daripada senjata ilmu pengetahuan. Dengan ilmu pengetahuan, suatu masyarakat dapat melepaskan dirinya dari kekuasaan penjajah. Ilmu pengetahuan juga dapat digunakan untuk pengembangan politik, ekonomi maupun masyarakat suatu negara. Namun yang menjadi titik focus kajian disini adalah bahwa dibalik timbulnya perkembangan dan masalah ekonomi, politik suatu masyarakat, sebenarnya pada saat itu timbul pula masalah-masalah kebudayaan.
Dan memang diakui bersama bahwa saat ini masalah-masalah kebudayaan memang cukup banyak, baik dari segi cabangnya maupun tingkat kerumitannya. Diantara masalah-masalah kebudayaan tersebut adalah yaitu masalah-masalah yang ditimbulkan oleh masalah ekonomi.
Diantara masalah kebudayaan yang cukup banyak dihadapi oleh negara-negara saat ini termasuk oleh Indonesia, yaitu masalah kewajiban belajar, pemberantasan tuna aksara di kalangan orang tua, pendidikan anak-anak, lembaga-lembaga sosial, masalah yang berkaitan dengan pekerja wanita, keseimbangan antara pendidikan anak laki-laki dan perempuan,antara pendidikan umum dan kejuruan, pembentukan lembaga pendidikan yang memadai dengan berbagai sistem yang yang dapat memenuhi kebutuhan berbagai sistem yang dapat memenuhi kebutuhan berbagai lembaga maupun berbagai ilmu pengetahuan yang sangat diperlukan dalam rangka pengembangan industri dan pertanian. Sellain itu, masalah yang epntinag adalah masalah lapangan kerja (job training) yang dapat membantu meningkatkan kualitas kerja para pegawai.
3.   Masalah Politik
Masalah-masalah politik itu, selamanya tetap merupakan masalah penting yang mempengaruhi seluruh bidang kehidupan sosial diberbagai masyarakat di dunia ini. Kebanyakan negara di dunia ini sangat membatasi sebagian besar masalah / faktor politik yang akan mengakibatkan merosotnya perekonomian kebanyakan masyarakat / negaranya, maupun terjadinya kemunduran kebudayaan. Semua itu sampai kini mendapatkan perhatian yang cukup besar dari negara-negara tersebut.
4.   Masalah Kemasyarakatan
Masalah kemasayarakatan merupakan masalah yang meliputi berbagai kehidupan masyarakat, baik bentuk, sistem, maupun pola atau gaya hidup anggota masyarakat. Dalam masalah kemasyarakatan ini, setiap masyarakat / negara tentu memiliki berbagai masalah khusus.  Masalah kependudukan sebenarnya tidak disebabkan karena besarnya pertambahan penduduk yang tidak sebanding dngan pendapatan mereka, melainkan karena kurang adanya upaya maksimal untuk meningkatkan hasil atau pendapatan penduduk atau tidak adanya upaya penggalian kekayaan alam yanh sebenarnya cukup besar.
Secara garis besar , dapat dikatakan bahwa untuk mengatasi masalah masyarkat diperlukan sebagian besar pendapatan nasional yang bertujuan untuk membiayai berbagai pengembangan ekonomi. Karena itu penyelesaian maslah ekonomi itu harus lebih diutamakan daripada upaya penyelesaian masalah kependudukan atau maslah lainnya. Namun demikian, harus disadari bersama bahwa maslah kependudukan itu secara langsung jelas mempengaruhi pendidikan, hal ini khususnya di negara-negara terbelakang maupun negara-negara berkembang.









BAB 3
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
            Pendidikan masyarakat sangat perlu dilakukan oleh petugas PLS agar dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan kualitas kehidupan dan kesejahteraan. Karena dalam program pendidikan terdapat pendidikan kecakapan hidup yang menyatakan bahwa :
“Pendidikan Kecakapan Hidup berpegang pada prinsip belajar untuk memperoleh pengetahuan (kearning to know), belajar untuk dapat berbuat/bekerja (learning to do), belajar untuk menjadi orang yang berguna (learning to be), dan belajar untuk hidup bersama dengan orang lain (learning to live together).”
Jadi, dengan pendidikan masyarakat yang dilakukan oleh petugas PLS dapat menciptakan masyarakat yang berkualitas serta dapat meningkatkan kehidupan.


3.2 SARAN
·         Seharusnya program-program yang terdapat pada pendidikan masyarakat dilaksanakan secara maksimal agar mencapai tujuan yang di inginkan.
·         Perlu diadakannya program-program pendidikan masyarakat
·         Memberikan sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya pendidikan masyarakat
·         Melalui pendidikan masyarakat juga akan mengurangi angka pengangguran dalam masyarakat





DAFTAR PUSTAKA

Ahmad,nazili shaleh.2011.pendidikan dan masyarkat.yogyakarta.sabda media

Hikmat,harry.2001.strategi pemberdayaan masyarakat.bandung : humaniora utama press

Kamil,mustofa.2010. model pendidikan dan pelatihan. Bandung : alfabeta

Latip,abdul.2009.pendidikan berbasis nilai kemasyarkatan. Bandung : refika aditama

Ross,murray g with b.w. lapin.1955.community organization.new York: harpen and row, publishers

Sadullah, uyoh.2011.pedagogik ( ilmu mendidik ).bandung : alfabeta

Sudjana, djudju.1992. peran pendidikan masyarakat dalam pencapaian tujuan pendidikan tujuan pendidikan nasional. Bandung : university press IKIP



0 komentar:

Posting Komentar

 
Firefly Pointer