MAKALAH
PENDIDIKAN MASYARAKAT
Dosen Pengampu Mata Kuliah Konsep
Dasar Pendidikan Luar Sekolah
Dr. Slamet Santoso, M.Pd
Wiwin Yulianingsih, M.Pd
Disusun oleh :
1.
Syifa Azzah
Hafidhoh ( 121 034 025 )
2.
Oki Dwi Saputro ( 121 034 027 )
3.
Rizka Arum Puspita ( 121 034 206 )
4.
Narti Asih ( 121 034 034 )
5.
Alif Yunus Ramadzan ( 121 034 231 )
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2012
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan
itu tidak pernah usang, yang dapat dimaknai bahwa pendidikan sebagai proses
pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional yang matang,
akan tetap dibutuhkan manusia, karena tanpa pendidikan manusia tidak akan
pernah layak disebut sebagai seorang manusia. Pendidikan bertujuan untuk
membentuk anggota masyarakat menjadi orang-orang yang berpribadi,
berperikemanusiaan maupun menjadi anggota masyarakat yang dapat mendidik
dirinya sesuai dengan watak masyarakat itu sendiri, mengurangi beberapa
kesulitan atau hambatan perkembangan hidupnya dan berusaha untuk memenuhi
kebutuhan hidup maupun mengatasi problematikanya.
Memang
selama ini masyarakat seringkali tidak ,menyadarai atau bahkan sering kali
lupa, bahwa pendidikan adalah bekal yang paling pentinng. Pendidikan bukan
sekedar bekal manusia pada masa kanak-kanaknya, namun pendidikan adalah bekal
hidup dan dengan fungsinya sebagai bekal maka ia tidak boleh sampai terlupakan.
Manusia
tidak bisa lepas dari pendidikan, maka segala sesuatu yang berhubungan dengan
manusia juga secarab otomatis tidak bisa terlapas pula dari pendidikan. Padahal
kemajuan suatu masyarakat, negara dan peradaban sangat ditentukan oleh manusia
yang berda didalamnya dengan dukungan dari sumber daya alam yang dimilikinya.
Atau dengan kata ;lain peradaban sangat
membutuhklan generasi dengan suplemen intelektual yang berintegrasi dengan
potensi
Maka
dengan adanya kondisi seperti itu masyarakat memerlukan sebuah pendidikan untuk
memberikan suatu pengaruh kehidupan untuk masyarakat, agar masyarakat dapat
meningkatkan kulaitas kehidupan menjadi lebih baik.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1
Apa yang dimaksud dengan pendidikan
masyarakat ?
1.2.2
Apa satuan dan program pendidikan
masyarakat ?
1.2.3
Bagaimana pendidikan dan problematika
masyarakat ?
1.3 TUJUAN
1.3.1
Menjelaskan tentang pendidikan
masyarakat
1.3.2
Menjelaskan tentang satuan dan program
pendidikan masyarakat
1.3.3
Menjelaskan tentang pendidikan dan
problematika masyarakat
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1
Pendidikan Masyarakat
2.1.1
Pengertian Pendidikan
Pendidikan
itu merupakan kegiatan proses belajar mengajar yang sistem pendidikannya yang
senantiasa berbeda atau berubah dari satu masyarakat kepada masyarakat lain. Pendidikan
dalam arti luas merupakan usaha manusia untuk meningkatkan kesejahteraan
hidupnya, yang berlangsung sepanjang hayat. Henderson (1959:44) mengemukakan :
“ But to see education as a prosess of growth and
development taking place as the result of the interaction of an individual with
his environment, both physical and social, beginning at birth and lasting as
long as life itself a process in which the social heritage as a part of the
social environment becomes a tool to be used toward the development of the best
and most intelligent person possible, men and women who will promote human
welfare, that is to see the educative process as philosophers and educational
reformers conceived it “
Pendidikan berasal dari bahasa yunani
“paedagogic “ yang terbentuk dari kata “pais” yang berarti anak dan “again”
yang berarti membimbing. Dari arti kata itu maka dapat di definisikan secara
leksikal bahwa pendidikan adalah bimbingan/pertolongan yang diberikan pada anak
oleh orang dewasa secara sengaja agar anak menjadi dewasa.
Menurut Undang – Undang Sistem
Pendidikan No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Ayat I tentang Definisi Pendidikan adalah “ Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mnegmbangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”
Pengertian pendidikan menurut para
ahli
1.
Prof.
Herman H. Horn
Pendidikan adalah proses abadi dari
penyesuaian lebih tinggi bagi makhluk yang telah berkembang secara fisk dan
mental yang bebas dan sadar kepada Tuhan seperti termanifestasikan dalam alam
sekitar, intelektual, emosional dan kemauan dari manusia.
2.
M.J.
Langeveld
Pendidikan adalah setiap pergaulan yang terjadi adalah setiap pergaulan yang terjadi antara orang dewasa dengan anak-anak merupakan lapangan atau suatu keadaan dimana pekerjaan mendidik itu berlangsung.
Pendidikan adalah setiap pergaulan yang terjadi adalah setiap pergaulan yang terjadi antara orang dewasa dengan anak-anak merupakan lapangan atau suatu keadaan dimana pekerjaan mendidik itu berlangsung.
3.
Prof.
Dr. John Dewey
Pendidikan adalah suatu proses pengalaman. Karena kehidupan adalah pertumbuhan, pendidikan berarti membantu pertumbuhan batin tanpa dibatasi oleh usia. Proses pertumbuhan ialah proses menyesuaikan pada tiap-tiap fase serta menambahkan kecakapan di dalam perkembangan seseorang.
Pendidikan adalah suatu proses pengalaman. Karena kehidupan adalah pertumbuhan, pendidikan berarti membantu pertumbuhan batin tanpa dibatasi oleh usia. Proses pertumbuhan ialah proses menyesuaikan pada tiap-tiap fase serta menambahkan kecakapan di dalam perkembangan seseorang.
4. Prof. H. Mahmud Yunus
Pendidikan adalah usaha-usaha yang sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak dengan tujuan peningkatan keilmuan, jasmani dan akhlak sehingga secara bertahap dapat mengantarkan si anak kepada tujuannya yang paling tinggi. Agar si anak hidup bahagia, serta seluruh apa yang dilakukanya menjadi bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat.
Pendidikan adalah usaha-usaha yang sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak dengan tujuan peningkatan keilmuan, jasmani dan akhlak sehingga secara bertahap dapat mengantarkan si anak kepada tujuannya yang paling tinggi. Agar si anak hidup bahagia, serta seluruh apa yang dilakukanya menjadi bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat.
5. Wikipedia
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
6. Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991)
Pendidikan diartikan sebagai proses
pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih
tinggi mengenai obyek-obyek tertentu dan spesifik. Pengetahuan tersebut
diperoleh secara formal yang berakibat individu mempunyai pola pikir dan
perilaku sesuai dengan pendidikan yang telah diperolehnya.
7. Ki
Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, 1889 - 1959) Pendidikan umumnya berarti daya
upaya untuk memajukan budi pekerti ( karakter, kekuatan bathin), pikiran
(intellect) dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya.
2.1.2
Pengertian Masyarakat
Masyarakat
mencakup sekelompok orang yang berinteraksi antar sesamanya, saling tergantung
dan terkait oleh nilai dan norma yang dipatuhi bersama, serta pada umumnya
bertempat tinggal di wilayah tertentu dan adakalanya mereka memiliki hubungan
darah atau memiliki kepentingan bersama.
Masyarakat
sebagai kesatuan hidup memiliki ciri–ciri seperti yang dikemukakan oleh
Tirtarahadja dan La Sulo (2000) antara lain:
a. Ada interaksi antar warga – warganya
b. Pola tingkah laku warganya diatur
oleh adat istiadat, norma – norma, hukum dan aturan yang khas
c. Ada rasa identitas kuat yang
mengikat pada warganya.
Masyarakat
adalah salah satu aspek penyelenggara pendidikan, menunjukkan bahwa masyarakat
berusaha untuk menyelenggarakan pendidikan, misalnya dengan mendirikan yayasan
pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan formal (TK-PT) maupun non formal (
kursus dan pelatihan ). Fungsi masyarakat sebagai pusat pendidikan akan
tergantung pada perkembangan masyarakat itu sendiri beserta sumber – sumber
lainnya yang tersedia. Masyarakat dalam menjalankan fungsinya sebagai pusat
pendidikan akan sangat dipengaruhi tipe dari masyarakat itu sendiri.
2.1.3
Pendidikan Masyarakat
Menurut
Djudju Sudjana, pendidikan masyarakat dapat dilihat dalam tiga sudut pandang,
yakni :
a.
Pendidikan masyarakat sebagai
gerakan
Pendidikan telah tumbuh dan berkembang di masyarakat
Indonesia sejak sebelum proklamasi kemerdekaan. Tokoh-tokoh perjuangan yang
meyakinkan seluruh komponen bangsa bahwa pendidikan harus diupayakan untuk
menghilangkan kebodohan sebagai sebab kemiskinan, kehinaan, dan
keterbelakangan. Setelah tahap demi tahap kesadaran pendidikan telah
mempengaruhi public, maka komponen-komponen bangsa yang terdiri dari para
praktisi pendidikan dan kemasyarakatan seperti pemuka masyarakat, pimpinan
organisasi, guru, dan pemuka agama baik perorangan maupun kelompok menyelenggarakan
kegiatan pembelajaran.
Pada
awalnya pendidikan masyarakat ini ditujukan untuk membangkitkan dan
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kemerdekaan, menumbuhkan
semangat dan partisipasi masyarakat dalam merebut kemerdekaan dan untuk memperbaiki
kehidupan mereka. Di samping kegiatan pembelajaran yang dilakukan di rumah
ibadah dan pesantren, para praktisi juga menyelenggarakan jenis-jenis
kesempatan belajar yang mencakup pemberantasan buta huruf, pendidikan kesehatan
atau jasmani, pendidikan mental ( keagamaan, akhlak, dan kewarganegaraan ) ,
pendidikan yang berkaitan dengan perbaikan kehidupan sehari, pendidikan untuk
mengembangkan seni dan rekreasi masyarakat, dan latihan kader organisasi,
kewanitaan serta kepemudaan.
b.
Pendidikan masyarakat sebagai
institusi
Pendidikan
masyarakat sebagai institusi diawali dengan adanya BPUPKI tentang upaya
pendidikan sebagai berikut : “ selain sekolah-sekolah, harus dipentingkan juga
pendidikan rakyat dengan jalan ( 1 ) latihan keprajuritan untuk pemuda pemudi,
(2) pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa, (3) pendidikan khusus untuk
kaum ibu, dan (4) memperbanyak bacaan dengan memajukan perpustakaan, penerbit
surat kabar dan majalah.
c.
Pendidikan masyarakat sebagai sistem
Pendidikan
masyarakat merupakan sub sistem pendidikan nasional. Komponen, proses, dan
tujuan dalam sub sistem ini dijabarkan dalam satuan dan program pendidikannya.
Komponen pendidikan masyarakat mencakup masukan lingkungan, masukan sarana,
masukan mental dan masukan lainnya. Masukan lingkungan yaitu daya dukung yang
berasal dari lingkungan dan menunjang berjalannya sistem. Kedalamnya termasuk
lingkungan sosial seperti keluarga, masyarakat, dan lapangan kerja ; lingkungan
alam seperti letak geografis, iklim, flora dan fauna ; lingkungan daerah
mencakup kondisi sosial, ekonomi,budaya, lapangan kerja dan sumber-sumber yang
tersedia. Lingkungan nasional meliputi kebijaksanaan, peraturan, kelembagaan,
dan perkembangan sosial ekonomi dan budaya. Lingkungan internasional menyangkut
hubungan antar negara , dan kecenderungan-kecenderungan perkembangan di bidang
ekonomi, ilmu pengetahuan, teknologi, komunikasi dan sebagainya.
Masukan
sarana mencakup keseluruhan perangkat lunak dan perangkat keras yang memegang
peran dalam pembelajaran peserta didik. Masukan ini terdiri atas tujuan
program, kurikulum, sumber belajar(tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan
tenaga penunjang) , fasilitas dan alat, biaya dan pengaturan program.
Masukan
mental adalah peserta didik (warga belajar ) dengan berbagai karakteristik yang
dimiliki baik karakteristik internal maupun eksternal. Karakterisstik internal
mencakup struktur kognisi, pengalaman hidup, sikap, ketrampilan, kebutuhan
belajar, aspirasi, dan sebagainya. Karakteristik eksternal seperti status
sosial ekonomi keluarga, sarana belajar, kondisi masyarakat, kebiasaan , dan
cara belajar.
Masukan
lain adalah daya dukung yang memungkinkan para lulusan dapat menggunakan
kemampuan-kemampuan yang mereka miliki untuk kemajuan kehidupannya. Masukan
lain ini antara lain terdiri atas dana sebagai modal kerja atau usaha,
pemasaran, lapangan kerja, fasilitas dan alat, paguyuban lulusan, pendidikan
lanjutan, dan informasi lainnya.
2.2
SATUAN DAN PROGRAM PENDIDIKAN MASYARAKAT
2.2.1 Satuan pendidikan masyarakat antara lain :
a. Kursus
Istilah kursus merupakan terjemahan
dari “Course” dalam bahasa Inggris, yang secara harfiah berarti “mata pelajaran
atau rangkaian mata pelajaran”. Dalam PP No. 73 Tahun 1991 dijelaskan bahwa
kursus adalah satuan pendidikan luar sekolah yang terdiri atas sekumpulan warga
masyarakat yang memberikan pengetahuan keterampilan dan sikap mental tertentu
bagi warga belajar.
Sedangkan
menurut Artasasmita (1985), kursus adalah sebagai mata kegiatan pendidikan yang
berlangsung di dalam masyarakat yang dilakukan secara sengaja, terorganisir,
dan sistematik untuk memberikan materi pelajaran tertentu kepada orang dewasa
atau remaja dalam waktu yang relatif singkat agar mereka memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat dimanfaatkan untuk
mengembangkan diri dan masyarakat. Contohnya seperti kursus menjahit, kursus
komputer, kursus kecantikan.
b. Pelatihan
Pelatihan
adalah kegiatan atau pekerjaan melatih untuk memperolah kemahiran atau
kecakapan, pelatihan berkaitan dengan pekerjaan. Menurut Artasasmita (1985),
pelatihan adalah “kegiatan pendidikan yang dilaksanakan dengan sengaja,
terorganisir dan sistematis di luar sistem persekolahan untuk memberikan dan
meningkatkan suatu pengetahuan dan keterampilan tertentu kepada kelompok tenaga
kerja tertentu dalam waktu yang relatif singkat dengan mengutamakan praktek
daripada teori, agar mereka memperoleh –pengetahuan, sikap, dan keterampilan
dalam memahamidan melaksanakan suatu pekerjaan tertentu dengan cara yang
efesien dan efektif. Contohnya seperti pelatihan kepemimpinan, pelatihan tutor,
pelatihan metode pembelajaran.
c. Kelompok Belajar
Kelompok belajar yaitu salah satu
wadah dalam rangka membelajarkan masyarakat. Menurut Zaenudin (1985), kelompok
belajar adalah upaya yang dilakukan secara sadar dan berencana melalui bekerja
dan belajar dalam kelompok belajar untuk mencapai suatu kondisi yang lebih baik
dibandingkan dengan kondisi sekarang.
Contoh : kelompok Belajar Paket A,
Kelompok Belajar Paket B, Kelompok Belajar Paket C, Kelompok Belajar Usaha.
d. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
(PKBM)
Menurut Sihombing (2001), PKBM
merupakan tempat belajar yang dibentuk dari, oleh, dan untuk masyarakat dalam
rangka usaha untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, hobi, dan
bakat warga masyarakat.
Melalui PKBM diharapkan terjadi
kegiatan pembelajaran dalam masyarakat dengan memanfaatkan sarana, prasarana,
dan potensi yang ada di sekitar lingkungan masyarakat, agar masyarakat memiliki
kemampuan dan keterampilan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan taraf
hidupnya.
Program
pembelajaran yang dapat dilaksanakan di PKBM, diantaranya Kejar Paket A, Kejar
Paket B, Kejar Paket C, KBU, PADU, Kelompok Pemuda Produktif.
e. Majelis Taklim
Majelis
Taklim adalah suatu lembaga pendidikan yang dibentuk atas dasar pendekatan dari
kebutuhan masyarakat (bottom up approach), dengan kegiatannya lebih
berorientasi pada keagamaan, khususnya Agama Islam. Melalui Majelis Taklim
dibahas berbagai aspek yang ditinjau dari sudut pandang Agama Islam.
2.2.2
Progam Pendidikan Masyarakat
Berdasarkan
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pada pasal 26 ayat (3), tercantum
program pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan
anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan,
pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan
kesetaraan, serta pendidikan yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan
peserta didik.
a. Pendidikan Kecakapan Hidup
Pendidikan Kecakapan Hidup adalah
kemampuan yang mencakup penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
saling berinteraksi diyakini sebagai unsur penting untuk lebih mandiri.
Pendidikan Kecakapan Hidup berpegang pada prinsip belajar untuk memperoleh
pengetahuan (kearning to know), belajar untuk dapat berbuat/bekerja (learning
to do), belajar untuk menjadi orang yang berguna (learning to be),
dan belajar untuk hidup bersama dengan orang lain (learning to live together).
Berdasarkan prinsip di atas, pada
dasarnya pendidikan kecakapan hidup bermaksud memberi kepada seseorang bekal
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan fungsional praktis serta perubahan
sikap untuk bekerja dan berusaha mandiri, membuka lapangan kerja dan lapangan
usaha serta memanfaatkan peluang yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan
kualitas kesejahteraannya.
b. Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan Anak Usia Dini adalah
pendidikan yang ditujukan bagi anak usia dini (0-6 tahun) yang dilakukan
pemberian berbagai rangsangan untuk membantu pertumbuhan, perkembangan jasmani
dan rohani agar memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang pendidikan berikutnya.
Secara umum tujuan dari program PAUD
adalah memberikan dukungan bagi kelangsungan hidup dan tumbuh kembangnya anak
usia dini serta meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kesadaran orang tua
dan masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi anak usia dini.
c. Pendidikan Kepemudaan
Pendidikan kepemudaan adalah program
pendidikan yang sasarannya khusus pemuda. Contohnya adalah dengan dibentuknya
Kelompok Usia Pemuda Produktif (KUPP). Melalui program KUPP diharapkan para
pemuda melalui kemampuan tertentu dalam bidang usaha sehingga dapat
meningkatkan taraf hidupnya.
d. Pendidikan Pemberdayaan Perempuan
Pendidikan pemberdayaan Perempuan
diperuntukkan khusus untuk perempuan. Hal ini didasarkan atas masih banyak
perempuan yang belum berdaya, padahal mereka memiliki potensi yang perlu
dikembangkan.
e. Pendidikan Keaksaraan
Pendidikan Keaksaraan yang
dikembangkan saat ini adalah program keaksaraan fungsional yang pada dasarnya
merupakan suatu pengembangan dari program keaksaraan sebelumnya.
Program Keaksaraan Fungsional pada dasarnya bertujuan untuk:
1. Meningkatkan keterampilan membaca,
menulis, menghitung dan juga keterampilan berbicara, berpikir, mendengar dan
berbuat.
2. Memecahkan masalah kehidupan Warga
Belajar melalui kehidupannya dalam membaca, menulis, berhitung dan berbuat.
3. Menemukan jalan untuk mendapatkan
sumber-sumber kehidupan sehari-hari Warga Belajar.
4. Meningkatkan keberanian warga
masyarakat untuk berhubungan dengan lembaga yang berkaitan dengan kebutuhan
belajarnya.
5. Meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap pembaharuan agar dapat berpartisipasi dalam perubahan
sosial, ekonomi, dan kebudayaan di masyarakat.
6. Meningkatkan kesejahteraan keluarga
melalui keterampilan dan kebudayaan di masyarakat.
f.
Pendidikan Keterampilan
Program pendidikan keterampilan
ditujukan untuk membekali warga belajar dalam bidang keterampilan yang dapat
dijadikan bekal usaha. Dengan keterampilan yang dimiliki diharapkan masyarakat
dapat meningkatkan kemampuan dirinya untuk peningkatan kesejahteraan hidupnya.
Program pendidikan keterampilan yang dapat dikembangkan
dalam masyarakat adalah :
1. Keterampilan dalam bidang kemampuan
bahasa;
2. Keterampilan dalam bidang berumah
tangga;
3. Keterampilan dalam bidang penampilan
diri;
4. Keterampilan dalam bidang usaha;
5. Keterampilan dalam bidang pekerjaan
jasa;
g. Pendidikan Kesetaraan
Dalam menyukseskan program wajib
belajar pendidikan dasar 9 tahun, pendidikan kesetaraan melalui pendidikan
nonformal mendapat perhatian cukup tinggi. Hal ini terjadi karena program wajar
dikdas 9 tahun tidak hanya bisa ditangani melalui pendidikan formal saja.
Banyak anak usia sekolah yang tidak
dapat mengikuti pendidikan karena berbagai alasan, diantaranya tidak ada biaya,
harus bekerja membantu orang tua. Mereka terpaksa putus sekolah baik pada
tingkat SD, SMP, SMA.
Program kesetaraan yang ada di
masyarakat yaitu mencakup : Kelompok Belajar (Kejar) Paket A, Paket B, Paket C.
Menurut Zaenudin (2005) Kejar Paket
A yaitu suatu upaya belajar dan bekerja secara sadar dan berencana dalam
organisasi kelompok untuk meningkatkan pendidikan warga belajar, sehingga
setara dengan sekolah dasar.
2.3 PENDIDIKAN DAN PROBLEMATIKA MASYARAKAT
Problematika
masyarakat merupakan sebuah permasalahan yang muncul dan hangat diperbincangkan
oleh khalayak ramai, sehingga menjadi sebual hal yang sifatnya penting sekali
dalam kehidupan ini dan menuntut untuk segera diselesaikan.
Problematika
masyarakat itu banyak sekali. Problematika tersebut senantiasa berubah-ubah,
baik ragam, besar kecilnya, maupun gejala-gejala suatu masyarakat dengan
masyarakat lain, dari satu masa ke masa lainnya, dalam masyarakat itu sendiri
atau pada masa itu juga dan di dalam masyarkat yang sama, sekalipun sesuai
dengan perubahan situasi maupun kondisi dan hal lainnya. Akan tetapi,
problematika masyarakat tersebut pada garis besarnya berupa :
1.
Masalah Ekonomi
Problematika
ekonomi ini bisa dihadapi oleh sebagian besar anggota masyarakat manapun. Sebab
segi-segi perkonomian suatu masyarakat itu secara langsung akan mempengaruhi
kehidupan anggota masyarakat dengan cepat sekali. Hal itu, karena adanya
hubungan perekonomian itu sendiri dengan
pekerjaan seseorang maupun adanya dampak material kepada mereka yang juga akan
berpengaruh terhadap kebuthan hidupnya, yang meliputi tempat tinggal/papan,
pangan dan sandang. Semua itu merupakan beberapa kebutuhan pokok bagi kehidupan
orangmaupun di dalam masyarkat, dalam rangka memenuhi kebutuhan maupun
kesenangan-kesenangan hidupnya.
Sejauh
ini, masyarakat umum memandang bahwa masalah ekonomi timbul sebagai akibat dari
ketidakseimbangan di antara keinginan manusia untuk mendapatkan barang dan jasa
dengan kemampuan faktor-faktor produksi menghasilkan barang dan jasa untuk
memenuhi keinginan tersebut. Keinginan manusia jumlahnya adalah jauh melebihi
kemampuan faktor-faktor produksi yang tersedia untuk memenuhinya. Demikian pula
ketika permintaan terhadap pendidikan bertambah banyak maka secara langsung
dapat dikatakan bahwa disitu terdapat masalah ekonomi baru.
Pendidikan
dan ekonomi itu tidak dapat dipisahkan karena pendidikan itu sendiri merupakan
jasa atau kebutuhan. Yang berarti untuk mendapatkannya tentu harus
bersinggungan dengan teori dan prinsip-prinsip ekonomi. Oleh karena itu,
keterbatasan modal dan kecilnya pemasukan tentu akan berakibat pada buruknya
kualitas kehidupan.
Apabila
mengacu pada bukti ilmiah, kualitas pendidikan sangat menetukan pertumbuhan
perekonomian. Masalah ekonomi, banyak sekali yang berakar dari masalah
pendidikan itu sendiri, terutama
mengenai kualitas SDM dan manajemen yang kurang tepat.
Solusi
pemecahan masalah ekonomi melalui pendidikan merupakan solusi tepat dan penting
untuk segera dilakukan. Demikian pula sebaliknya. Karena bagaimanapun, SDM yang
terdidik akan sangat menunjang pertumbuhan ekonomi secara langsung, yang
kesimpulannya bahwa untuk menciptakan perekonomian yang baik, investasi modal
fisik akan berlipat ganda nilai ta,mbahnya dikemudian hari jika pada saat yang
sama dilakukan juga investasi SDM, yang secara langsung akan menjadi pelaku dan
pengguna dalm investasi tersebut.
2.Masalah
Kebudayaan
Pada
waktu sekarang, pendidikan dituntut untuk bertanggung jawab umtuk membina
generasi-generasi mendatang yang baik dan berupaya mendidik mereka untuk
menjadi orang-orang produktif yang dapat membantu pengembangan budaya.
Masyarakat
atau negara manapun saat ini, juga tidak akan mendapatkan senjata yang paling
ampuh daripada senjata ilmu pengetahuan. Dengan ilmu pengetahuan, suatu
masyarakat dapat melepaskan dirinya dari kekuasaan penjajah. Ilmu pengetahuan
juga dapat digunakan untuk pengembangan politik, ekonomi maupun masyarakat
suatu negara. Namun yang menjadi titik focus kajian disini adalah bahwa dibalik
timbulnya perkembangan dan masalah ekonomi, politik suatu masyarakat,
sebenarnya pada saat itu timbul pula masalah-masalah kebudayaan.
Dan
memang diakui bersama bahwa saat ini masalah-masalah kebudayaan memang cukup
banyak, baik dari segi cabangnya maupun tingkat kerumitannya. Diantara
masalah-masalah kebudayaan tersebut adalah yaitu masalah-masalah yang
ditimbulkan oleh masalah ekonomi.
Diantara
masalah kebudayaan yang cukup banyak dihadapi oleh negara-negara saat ini
termasuk oleh Indonesia, yaitu masalah kewajiban belajar, pemberantasan tuna
aksara di kalangan orang tua, pendidikan anak-anak, lembaga-lembaga sosial,
masalah yang berkaitan dengan pekerja wanita, keseimbangan antara pendidikan anak
laki-laki dan perempuan,antara pendidikan umum dan kejuruan, pembentukan
lembaga pendidikan yang memadai dengan berbagai sistem yang yang dapat memenuhi
kebutuhan berbagai sistem yang dapat memenuhi kebutuhan berbagai lembaga maupun
berbagai ilmu pengetahuan yang sangat diperlukan dalam rangka pengembangan
industri dan pertanian. Sellain itu, masalah yang epntinag adalah masalah
lapangan kerja (job training) yang
dapat membantu meningkatkan kualitas kerja para pegawai.
3.
Masalah Politik
Masalah-masalah
politik itu, selamanya tetap merupakan masalah penting yang mempengaruhi
seluruh bidang kehidupan sosial diberbagai masyarakat di dunia ini. Kebanyakan
negara di dunia ini sangat membatasi sebagian besar masalah / faktor politik
yang akan mengakibatkan merosotnya perekonomian kebanyakan masyarakat /
negaranya, maupun terjadinya kemunduran kebudayaan. Semua itu sampai kini
mendapatkan perhatian yang cukup besar dari negara-negara tersebut.
4.
Masalah Kemasyarakatan
Masalah
kemasayarakatan merupakan masalah yang meliputi berbagai kehidupan masyarakat,
baik bentuk, sistem, maupun pola atau gaya hidup anggota masyarakat. Dalam
masalah kemasyarakatan ini, setiap masyarakat / negara tentu memiliki berbagai
masalah khusus. Masalah kependudukan
sebenarnya tidak disebabkan karena besarnya pertambahan penduduk yang tidak
sebanding dngan pendapatan mereka, melainkan karena kurang adanya upaya
maksimal untuk meningkatkan hasil atau pendapatan penduduk atau tidak adanya
upaya penggalian kekayaan alam yanh sebenarnya cukup besar.
Secara
garis besar , dapat dikatakan bahwa untuk mengatasi masalah masyarkat
diperlukan sebagian besar pendapatan nasional yang bertujuan untuk membiayai
berbagai pengembangan ekonomi. Karena itu penyelesaian maslah ekonomi itu harus
lebih diutamakan daripada upaya penyelesaian masalah kependudukan atau maslah
lainnya. Namun demikian, harus disadari bersama bahwa maslah kependudukan itu
secara langsung jelas mempengaruhi pendidikan, hal ini khususnya di
negara-negara terbelakang maupun negara-negara berkembang.
BAB
3
PENUTUP
3.1
SIMPULAN
Pendidikan
masyarakat sangat perlu dilakukan oleh petugas PLS agar dapat membantu
masyarakat dalam meningkatkan kualitas kehidupan dan kesejahteraan. Karena
dalam program pendidikan terdapat pendidikan kecakapan hidup yang menyatakan
bahwa :
“Pendidikan Kecakapan Hidup berpegang pada prinsip belajar
untuk memperoleh pengetahuan (kearning to know), belajar untuk dapat
berbuat/bekerja (learning to do), belajar untuk menjadi orang yang
berguna (learning to be), dan belajar untuk hidup bersama dengan orang
lain (learning to live together).”
Jadi, dengan pendidikan masyarakat
yang dilakukan oleh petugas PLS dapat menciptakan masyarakat yang berkualitas serta
dapat meningkatkan kehidupan.
3.2
SARAN
·
Seharusnya
program-program yang terdapat pada pendidikan masyarakat dilaksanakan secara
maksimal agar mencapai tujuan yang di inginkan.
·
Perlu
diadakannya program-program pendidikan masyarakat
·
Memberikan
sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya pendidikan masyarakat
·
Melalui
pendidikan masyarakat juga akan mengurangi angka pengangguran dalam masyarakat
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmad,nazili shaleh.2011.pendidikan dan masyarkat.yogyakarta.sabda
media
Hikmat,harry.2001.strategi pemberdayaan masyarakat.bandung
: humaniora utama press
Kamil,mustofa.2010. model pendidikan dan pelatihan. Bandung
: alfabeta
Latip,abdul.2009.pendidikan berbasis nilai kemasyarkatan.
Bandung : refika aditama
Ross,murray g with b.w. lapin.1955.community organization.new York: harpen
and row, publishers
Sadullah, uyoh.2011.pedagogik ( ilmu mendidik ).bandung :
alfabeta
Sudjana, djudju.1992. peran pendidikan masyarakat dalam pencapaian
tujuan pendidikan tujuan pendidikan nasional. Bandung : university press
IKIP
0 komentar:
Posting Komentar